Pelatihan Digitalisasi Naskah dan Pengembangan Portal Naskah Nusantara

Penjelasan Program dan Signifikansinya

Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, diketahui bahwa naskah-naskah tertulis (manuscripts) Nusantara terdapat dalam jumlah yang sangat besar, mencapai angka puluhan ribu, baik yang tersimpan di dalam maupun di luar negeri. Naskah-naskah tersebut ditulis dalam berbagai bahasa, seperti Arab, Melayu, Jawa, Sunda, Sasak, Bali, Wolio, dan lain-lain.

Kandungan isi naskah-naskah tersebut tidak terbatas pada kesusastraan belaka, melainkan mencakup berbagai bidang pengetahuan, seperti agama, khususnya Islam, sejarah, hukum, adat istiadat, obat-obatan, teknologi, dan lain-lain. Umumnya, naskah-naskah yang kita jumpai saat ini berasal dari abad ke-18 hingga 20.

Kini, sebagian dari naskah-naskah tersebut memang telah tersimpan dengan baik di sejumlah perpustakaan atau museum, tapi sebagian lagi masih tercecer dalam koleksi pribadi masyarakat yang kebanyakan aksesnya tertutup bagi orang lain, atau setidaknya sulit, baik karena dianggap sebagai benda keramat maupun properti pribadi.

Mengingat bahan kertasnya yang rentan, dan usianya yang telah mencapai ratusan tahun, maka pada umumnya kondisi fisik naskah-naskah tersebut sangat mengkhawatirkan, sehingga jika tidak segera dilakukan upaya-upaya pemeliharaan (preservasi), bukan tidak mungkin kalau suatu saat naskah-naskah berserta kandungan pengetahuan yang terdapat di dalamnya itu hilang dimakan zaman.

Pemeliharaan naskah sendiri dapat dikategorikan menjadi dua jenis: pertama, pemeliharaan fisik naskahnya; dan kedua, pemeliharaan teks-teks yang terdapat di dalamnya. Jenis pemeliharaan model pertama dapat dilakukan melalui restorasi, yakni merawat dan mengembalikan keutuhan kertas dan jilidannya sehingga diharapkan bisa bertahan lebih lama.

Adapun jenis pemeliharaan kedua adalah berupaya melestarikan teks-teks yang terkandung di dalamnya melalui pembuatan salinan (backup) dalam media lain, sehingga paling tidak kandungan isi khazanah naskah itu tetap dapat dilestarikan meskipun seandainya fisik naskahnya musnah akibat rusak atau bencana.

Pada masa lalu, hingga tahun 80-an, pembuatan salinan teks-teks tersebut dilakukan melalui teknologi mikrofilm. Akan tetapi, saat ini, teknologi tersebut jelas sudah tidak tepat lagi digunakan. Bahkan, teknologi mikrofilm terbukti telah tidak efisien lagi dalam hal pemanfaatannya oleh para pembaca.

Kini, pilihan yang paling mungkin adalah memanfaatkan teknologi digital, baik dalam bentuk kamera maupun mesin scanner. Melalui teknologi digitalisasi ini, kandungan isi puluhan ribu naskah akan dapat dibuatkan salinannya, sebagai cadangan jika naskah aslinya sudah tidak dapat dipergunakan lagi.

Yang menjadi tantangan adalah belum banyak tersedianya tenaga-tenaga yang memiliki keterampilan melakukan digitalisasi naskah secara profesional, dan sekaligus mengelolanya dalam sebuah portal naskah Nusantara, padahal, jika portal naskah Nusantara tersebut bisa terwujud, maka akan banyak pihak-pihak yang dapat merasakan manfaatnya untuk berbagai penelitian, termasuk penelitian masalah-masalah keagamaan.

Untuk itulah, Puslitbang Lektur Keagamaan, Depag RI, bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) berinisiatif menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Digitalisasi Naskah dan Pengembangan Portal Naskah Nusantara. Dalam pelaksanaan program ini, Manassa Pusat melibatkan teman-teman dari Manassa Cabang Solo.


Tujuan

Secara umum, pelatihan ini bertujuan untuk:

a. Mensosialisasikan pentingnya pemeliharaan naskah-naskah tertulis (manuscritps) Nusantara;

b. Memperluas wawasan pengetahuan tentang digitalisasi naskah dan pengembangan perpustakaan digital.

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:

a. Melatih peserta agar memiliki keterampilan praktik digitalisasi naskah tulisan tangan (manuscripts) Nusantara;

b. Melatih peserta agar mampu mengelola teks-teks digital menjadi sebuah koleksi perpustakaan naskah digital yang bersifat online.

Sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan di atas, Pelatihan ini juga akan mensosialisasikan sebuah open source software untuk mengelola portal naskah Nusantara, yang disiapkan oleh tim ahli dari Leipzig University.


Waktu dan Tempat Kegiatan

Pelatihan ini akan diselenggarakan pada tanggal 24-27 Juni 2009 di Hotel Sahid Jaya, Solo.


Narasumber

Narasumber Pelatihan ini melibatkan para praktisi di bidang digitalisasi naskah, dari luar negeri, yakni: Dr. Thoralf Hanstein (Kepala Program digitalisasi Naskah Nusantara, Leipzig University); Ir. Jens Kupferschmidt (Ahli Informatika dan Komputer, Leipzig University); Joerg Graf (Ahli Restorasi, Leipzig University); Johns Paterson (Konsultan digitalisasi naskah Jawa) di Yayasan Sastra Solo); dan para pakar pernaskahan dari dalam negeri.


Kriteria Peserta

Peserta Pelatihan ini berasal dari berbagai daerah yang dipilih berdasarkan sejumlah kriteria yang ditentukan, yaitu:

a. Memiliki pengetahuan dasar tentang khazanah naskah Nusantara;

b. Memiliki pengetahuan dasar teknologi fotografi dan internet;

c. Memiliki akses yang baik terhadap koleksi naskah di daerah asalnya, baik koleksi pribadi maupun koleksi lembaga;

d. Memiliki visi untuk mengembangkan perpustakaan digital naskah Nusantara;

e. Diutamakan telah, sedang, atau berencana menyelenggarakan program digitalisasi naskah di daerah asalnya;

f. Belum pernah mengikuti diklat pernaskahan yang diselenggarakan oleh Depag (Panitia bisa memberikan pertimbangan khusus jika ada alasan kuat keikutsertaaan seorang peserta)


Target dan Sasaran

Target utama Kegiatan Pelatihan ini, antara lain, adalah:

a. Terhimpunnya sejumlah peserta yang memiliki wawasan dan keterampilan tentang tata cara digitalisasi naskah yang berstandar internasional;

b. Terhimpunnya sejumlah peserta yang mampu menjalankan program pengembangan perpustakaan naskah digital;

c. Terkoordinasinya kegiatan digitalisasi naskah Nusantara melalui Portal Naskah Nusantara yang akan dikelola oleh Manassa.


Biaya Keikutsertaan

Semua biaya keikutsertaan peserta akan ditanggung oleh Panitia, dengan catatan penggunaan tiket pesawat ekonomi.


Penutup

Demikian, mudah-mudahan kegiatan ini bisa berlangsung dengan lancar dan sukses sehingga bisa melahirkan tenaga-tenaga terampil sekaligus profesional dalam bidang digitalisasi naskah dan pengelolaan portal naskah Nusantara. Harapannya, di masa depan naskah-naskah Nusantara bisa terselamatkan dan para peneliti naskah Nusantara bisa dengan mudah mengakses dengan mudah bahan-bahan penelitiannya yang berupa naskah.

Semoga.
Sumber: http://manassa.org/main/berita/index.php?detail=20090518182633

Comments

Anonymous said…
ass. pa solihin,,,
salam kenal dari jakarta. saya sedang tertarik dan minat dengan fotografi islam. begitu lihat akan ada pelatihan digitalisasi saya sangat ingin sekali ikutserta dalam pelatihan tsb. gmana caranya saya bisa jadi peserta? saat ini saya sedang menginventarisir naskah-naskah dari yayasan syeh nanwawi al bantani di tanara yang kebetulan tempat kampung saya. saya memiliki dslr canon 1000 d untuk merealisasikannya. senang rasanya bisa sharing dengan bapak. mohon petunjuknya? sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih atas masukannya.
salam,,,,(Hafidz di jakarta).
Anonymous said…
ass. pa solihin,,,
salam kenal dari jakarta. saya sedang tertarik dan minat dengan fotografi islam. begitu lihat akan ada pelatihan digitalisasi saya sangat ingin sekali ikutserta dalam pelatihan tsb. gmana caranya saya bisa jadi peserta? saat ini saya sedang menginventarisir naskah-naskah dari yayasan syeh nanwawi al bantani di tanara yang kebetulan tempat kampung saya. saya memiliki dslr canon 1000 d untuk merealisasikannya. senang rasanya bisa sharing dengan bapak. mohon petunjuknya? sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih atas masukannya.
salam,,,,(ahafidz_syadzarwan@yahoo.com)
senoaji said…
malam
saya tertarik dgn tulisan anda terutama tehnik scanning manuskrip yg berusia tua
kebetulan kerja saya di photo,cm sy baru sadar kl camera bs dipakai untuk scanning sesuatu.saya dpt byk ilham dr tulisan anda ini
saya pengen bertanya,kalau manuskripnya bukan berupa tulisan dibidang datar(misal tulisan dilontar atau bambu),gimana caranya?
terimaksh

Popular Posts