Photography for Preserve Islamic Manuscripts
Growth of camera photography technology, saat ini terbilang sangat cepat, bahkan kamera konvensional yang memakai media film sudah banyak ditinggalkan oleh konsumennya. Produsen yang membuat kamera seperti Canon, Nikon, Minolta, fuji, pentax, dll. sudah tidak lagi memproduksi kamera jenis konvensional dan beralih ke kamera digital.
Mudahnya mengoperasikan kamera digital membuat banyak orang yang beralih ke kamera jenis ini. betapa tidak, dibandingkan dengan kamera film pengoperasiannya jauh lebih mudah. With digital camera, kita tinggal jepret saja sudah bisa lihat langsung hasilnya.
Kemajuan teknologi di bidang fotografi di era saat ini banyak membawa manfaat. Sejak dulu, fotografi digunakan untuk mengabadikan sebuah dokumentasi peristiwa yang terjadi. Ulang tahun, pernikahan, demontrasi, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.
Demikian halnya dengan fotografi untuk pelestarian manuskrip islam. Seperti yang kita tahu, manuskrip islam yang banyak terdapat di negara kita tercinta Indonesia merupakan warisan keilmuan yang tidak bisa kita ukur dengan uang. Karena manuskrip-manuskrip islam tersebut banyak terkandung nilai-nilai ajaran-ajaran islam juga ada yang bersinggungan dengan budaya setempat hasil pemikiran para intektual islam kala itu.
Sayang, manuskrip -manuskrip islam yang kita miliki yang kini usianya ratusan tahun banyak yang rusak akibat termakan usia. Agar kita tidak semakin banyak kehilangan,maka diperlukanlah suatu ide penyelamatan dari kepunahan.Untuk itulah, saya menulis blog ini untuk ikut prihatin terhadap manuskrip-manuskrip islam kita yang hampir punah, meskipun pengetahuan saya dibidang ilmu filologi kurang. Salahsatunya dengan jalan menduplikat (repro) manuskrip dengan fotografi seperti halnya yang telah saya lakukan di Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat Surabaya untuk proyek penyelamatan manuskrip islam pesantren indonesia kerjasama dengan The British Library London, United Kingdom..
Mudahnya mengoperasikan kamera digital membuat banyak orang yang beralih ke kamera jenis ini. betapa tidak, dibandingkan dengan kamera film pengoperasiannya jauh lebih mudah. With digital camera, kita tinggal jepret saja sudah bisa lihat langsung hasilnya.
Kemajuan teknologi di bidang fotografi di era saat ini banyak membawa manfaat. Sejak dulu, fotografi digunakan untuk mengabadikan sebuah dokumentasi peristiwa yang terjadi. Ulang tahun, pernikahan, demontrasi, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.
Demikian halnya dengan fotografi untuk pelestarian manuskrip islam. Seperti yang kita tahu, manuskrip islam yang banyak terdapat di negara kita tercinta Indonesia merupakan warisan keilmuan yang tidak bisa kita ukur dengan uang. Karena manuskrip-manuskrip islam tersebut banyak terkandung nilai-nilai ajaran-ajaran islam juga ada yang bersinggungan dengan budaya setempat hasil pemikiran para intektual islam kala itu.
Sayang, manuskrip -manuskrip islam yang kita miliki yang kini usianya ratusan tahun banyak yang rusak akibat termakan usia. Agar kita tidak semakin banyak kehilangan,maka diperlukanlah suatu ide penyelamatan dari kepunahan.Untuk itulah, saya menulis blog ini untuk ikut prihatin terhadap manuskrip-manuskrip islam kita yang hampir punah, meskipun pengetahuan saya dibidang ilmu filologi kurang. Salahsatunya dengan jalan menduplikat (repro) manuskrip dengan fotografi seperti halnya yang telah saya lakukan di Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat Surabaya untuk proyek penyelamatan manuskrip islam pesantren indonesia kerjasama dengan The British Library London, United Kingdom..
Comments
Kalau ingin menggunakan jasa saudara untuk motret manuskrip bagaimana ya???
BRAVO!!!!
Wiwik
Orang Indonesia yang kerja di Malaysia